YM Pingbox

Senin, 28 Oktober 2013

SEKOLAH TANPA RASA TAKUT



Sejatinya sekolah merupakan sarana belajar yang menyenangkan, menarik, dan mampu membuat para pelajar di dalamnya menjadi antusias dalam menerima pelajaran. Namun tak sedikit dari para pelajar ketika mereka bersekolah, mereka malah ketakutan kepada pengajar mereka sendiri.  Ini sangat memperihatinkan karena pengajar merupakan orang tua kedua dari para pelajar ketika di sekolah. Selain itu pengajar adalah tenaga pengajar yang mempunyai tujuan mulia untuk mencerdaskan para generasi muda dan penerus bangsa kita.
Yang ditemui dari beberapa kasus mengatakan bahwa para pelajar mengeluhkan tentang bagaimana cara pengajar mereka mengajar. Mereka meyebut pengajar yang keras pada mereka dengan sebutan “Killer”. Proses belajar – mengajar di sekolah harusnya menyenangkan tanpa rasa takut. Proses ini hanya dapat dilakukan dengan kesadaran bagi pengajar dan para pelajar.
Bagi pengajar disaat memulai sebuah proses belajar – mengajar haruslah menjaga mood para pelajar. Mood merupakan suasana hati yang mengacu pada emosi murung maupun kegembiraan. Mood sangatlah penting bagi proses belajar mengajar. Apabila mood para siswa menurun diawal proses belajar mengajar, maka pembelajaran itu tidak akan efektif. Namun apabila mood para pelajar sangan tinggi diawal proses belajar mengajar, maka proses pembelajaran akan sangat efektif dan menyenangkan.
Setelah berhasil mengkondisikan mood para pelajar diawal proses belajar – mengajar, yang perlu dilakukan oleh pengajar adalah mengendalikan kelas. Pembelajaran efektif pertama-tama membutuhkan kemampuan pengajar untuk mengendalikan kelas, yaitu mengkondisikan siswa agar dengan antusias bersedia mendengarkan, memperhatikan dan mengikuti instruksi pengajar. Pengendalian kelas merupakan kunci pertama keberhasilan pembelajaran. Kegagalan ataupun pengendalian kelas yang kurang maksimal akan berakibat kegagalan atau minimal keberhasilan pembelajaran kurang optimal. Intinya, pengendalian kelas merupakan upaya membuat siswa secara mental siap untuk menerima pelajaran.
Setelah para  pelajar secara mental siap menerima pelajaran, tugas pengajar selanjutnya adalah meyakinkan siswa-siswinya pentingnya materi yang akan mereka pelajari, sehingga menggugah minat mereka untuk mempelajarinya. Apabila para pelajar mengetahui pentingnya materi yang akan mereka pelajari ini, maka mereka akan mencermati pelajaran ini dengan serius.
Tugas inti seorang pengajar profesional adalah memperkenalkan konsep dasar dari materi pelajaran yang akan dipelajari, dimulai dari sisi termudah dan paling menarik. Pengajar yang benar-benar menguasai materi pelajaran pasti menemukan banyak cara untuk membuat para pelajar memahami materi pelajaran.
Apabila para pelajar sudah mengenal apa yang mereka tengah pelajari, maka  seorang pengajar harus memberikan latihan demi latihan baik berupa latihan di kelas, PR atau pemberian tugas-tugas tertentu merupakan wahana untuk memperkuat penguasaan materi yang telah dipelajari. Pemberian tugas dan latihan mutlak diberikan agar siswa berlatih secara terstruktur. Hal yang harus diperhatikan dalam pemberian latihan meliputi ketercakupan materi pelajaran. Itu sebabnya kisi-kisi materi pelajaran harus disusun sejelas mungkin, sehingga dalam pemberian latihan dan penugasan benar-benar meluas dan mendalam. 
Tugas seorang pengajar tidak cukup hanya menyampaikan materi pelajaran, tetapi lebih dari itu seorang pegajar harus memastikan seluruh siswa menguasainya. Penguasaan materi pelajaran oleh palajar harus dilakukan secara baik selama proses pembelajaran. Selama kegiatan pembelajaran pengajar perlu mulai memperluas penguasaan materi pelajaran semisal melalui kuis, atau pertanyaan acak lainnya. Hal yang harus diperhatikan saat memberikan kuis atau pertanyaan adalah jawaban siswa yang selama ini dikenal paling lemah daya tangkapnya. Meminta siswa yang dikenal paling lemah dan sedang daya tangkapnya menjadi indikator awal keberhasilan pembelajaran, sebab secara otomatis dapat diperkirakan penguasaan materi oleh pelajar yang daya tangkapnya kuat.  Setelah itu seharusnya para pengajar mengetahui dibagian manakah kelemahan para pelajar di dalam suatu materi. Tindakan selanjutnya bagi para pengajar haruslah mengulang materi yang dianggap sulit bagi para pelajar dengan sabar dan menyenangkan agar tidak menurunkan mood para pelajar.  
Sifat – sifat yang harus dimiliki oleh tenaga pengajar  adalah
1.      Adil kepada semua pelajar.
Sikap pengajar dalam memperlakukan pelajar haruslah dengan cara yang sama, tanpa membeda-bedakan. Hal ini penting bagi pengajar agar nantinya dalam menilai para pelajar tetap berlaku adil.
2.      Percaya kepada para pelajar.
Seorang pengajar harus membangun kepercayaan kepada para pelajar, dengan modal kepercayaan tersebut para pelajar akan tumbuh secara mandiri. Ini berarti bahwa pengajar harus mengakui dan menyadari bahwa para pelajar adalah makhluk yang memilki kemauan yang positif dan layak untuk dibina serta dikembangkan.
3.      Selalu riang gembira.
Dari sudut pandang psikologi, setiap orang memiliki dua naluri (Insting) yakni naluri untuk berkelompok dan naluri suka bermain bersama-sama. Jika kedua naluri itu dapat digunakan dengan bijaksana dalam setiap proses pembelajaran tentunya hasilnya akan sangat memuaskan. Seorang pengajar yang selalu senyum ceria menyapa anak didiknya dan menciptakan suasana belajar yang humoris tentunya akan membangkitkan gairah anak didik untuk lebih serius dan lebih giat dalam menerima pembelajaran.


Apabila semua syarat diatas dipenuhi oleh para pelajar dan pengajar di Mojokerto, maka tak menutup kemungkinan Mojokerto akan menjadi sebuah smart city di Jawa Timur.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More