Sejatinya sekolah merupakan sarana
belajar yang menyenangkan, menarik, dan mampu membuat para pelajar di dalamnya
menjadi antusias dalam menerima pelajaran. Namun tak sedikit dari para pelajar
ketika mereka bersekolah, mereka malah ketakutan kepada pengajar mereka
sendiri. Ini sangat memperihatinkan
karena pengajar merupakan orang tua kedua dari para pelajar ketika di sekolah. Selain
itu pengajar adalah tenaga pengajar yang mempunyai tujuan mulia untuk
mencerdaskan para generasi muda dan penerus bangsa kita.
Yang ditemui dari beberapa kasus
mengatakan bahwa para pelajar mengeluhkan tentang bagaimana cara pengajar
mereka mengajar. Mereka meyebut pengajar yang keras pada mereka dengan sebutan “Killer”.
Proses belajar – mengajar di sekolah harusnya menyenangkan tanpa rasa takut. Proses
ini hanya dapat dilakukan dengan kesadaran bagi pengajar dan para pelajar.
Bagi pengajar disaat memulai sebuah
proses belajar – mengajar haruslah menjaga mood para pelajar. Mood merupakan suasana
hati yang mengacu pada emosi murung maupun kegembiraan. Mood sangatlah penting
bagi proses belajar mengajar. Apabila mood para siswa menurun diawal proses
belajar mengajar, maka pembelajaran itu tidak akan efektif. Namun apabila mood
para pelajar sangan tinggi diawal proses belajar mengajar, maka proses
pembelajaran akan sangat efektif dan menyenangkan.
Setelah berhasil mengkondisikan
mood para pelajar diawal proses belajar – mengajar, yang perlu dilakukan oleh pengajar
adalah mengendalikan kelas. Pembelajaran efektif pertama-tama membutuhkan
kemampuan pengajar untuk mengendalikan kelas, yaitu mengkondisikan siswa agar
dengan antusias bersedia mendengarkan, memperhatikan dan mengikuti instruksi
pengajar. Pengendalian kelas merupakan kunci pertama keberhasilan pembelajaran.
Kegagalan ataupun pengendalian kelas yang kurang maksimal akan berakibat
kegagalan atau minimal keberhasilan pembelajaran kurang optimal. Intinya,
pengendalian kelas merupakan upaya membuat siswa secara mental siap untuk
menerima pelajaran.
Setelah para pelajar secara mental siap menerima pelajaran,
tugas pengajar selanjutnya adalah meyakinkan siswa-siswinya pentingnya materi
yang akan mereka pelajari, sehingga menggugah minat mereka untuk mempelajarinya.
Apabila para pelajar mengetahui pentingnya materi yang akan mereka pelajari
ini, maka mereka akan mencermati pelajaran ini dengan serius.
Tugas inti seorang pengajar profesional
adalah memperkenalkan konsep dasar dari materi pelajaran yang akan dipelajari,
dimulai dari sisi termudah dan paling menarik. Pengajar yang benar-benar
menguasai materi pelajaran pasti menemukan banyak cara untuk membuat para
pelajar memahami materi pelajaran.
Apabila para pelajar sudah mengenal
apa yang mereka tengah pelajari, maka seorang pengajar harus memberikan latihan demi
latihan baik berupa latihan di kelas, PR atau pemberian tugas-tugas tertentu
merupakan wahana untuk memperkuat penguasaan materi yang telah dipelajari.
Pemberian tugas dan latihan mutlak diberikan agar siswa berlatih secara
terstruktur. Hal yang harus diperhatikan dalam pemberian latihan meliputi
ketercakupan materi pelajaran. Itu sebabnya kisi-kisi materi pelajaran harus
disusun sejelas mungkin, sehingga dalam pemberian latihan dan penugasan
benar-benar meluas dan mendalam.
Tugas seorang pengajar tidak cukup
hanya menyampaikan materi pelajaran, tetapi lebih dari itu seorang pegajar
harus memastikan seluruh siswa menguasainya. Penguasaan materi pelajaran oleh palajar
harus dilakukan secara baik selama proses pembelajaran. Selama kegiatan
pembelajaran pengajar perlu mulai memperluas penguasaan materi pelajaran
semisal melalui kuis, atau pertanyaan acak lainnya. Hal yang harus diperhatikan
saat memberikan kuis atau pertanyaan adalah jawaban siswa yang selama ini
dikenal paling lemah daya tangkapnya. Meminta siswa yang dikenal paling lemah
dan sedang daya tangkapnya menjadi indikator awal keberhasilan pembelajaran,
sebab secara otomatis dapat diperkirakan penguasaan materi oleh pelajar yang
daya tangkapnya kuat. Setelah itu
seharusnya para pengajar mengetahui dibagian manakah kelemahan para pelajar di
dalam suatu materi. Tindakan selanjutnya bagi para pengajar haruslah mengulang
materi yang dianggap sulit bagi para pelajar dengan sabar dan menyenangkan agar
tidak menurunkan mood para pelajar.
Sifat – sifat yang harus dimiliki
oleh tenaga pengajar adalah
1. Adil
kepada semua pelajar.
Sikap
pengajar dalam memperlakukan pelajar haruslah dengan cara yang sama, tanpa
membeda-bedakan. Hal ini penting bagi pengajar agar nantinya dalam menilai para
pelajar tetap berlaku adil.
2. Percaya
kepada para pelajar.
Seorang
pengajar harus membangun kepercayaan kepada para pelajar, dengan modal
kepercayaan tersebut para pelajar akan tumbuh secara mandiri. Ini berarti bahwa
pengajar harus mengakui dan menyadari bahwa para pelajar adalah makhluk yang
memilki kemauan yang positif dan layak untuk dibina serta dikembangkan.
3. Selalu
riang gembira.
Dari
sudut pandang psikologi, setiap orang memiliki dua naluri (Insting) yakni
naluri untuk berkelompok dan naluri suka bermain bersama-sama. Jika kedua
naluri itu dapat digunakan dengan bijaksana dalam setiap proses pembelajaran
tentunya hasilnya akan sangat memuaskan. Seorang pengajar yang selalu senyum
ceria menyapa anak didiknya dan menciptakan suasana belajar yang humoris
tentunya akan membangkitkan gairah anak didik untuk lebih serius dan lebih giat
dalam menerima pembelajaran.
Apabila
semua syarat diatas dipenuhi oleh para pelajar dan pengajar di Mojokerto, maka
tak menutup kemungkinan Mojokerto akan menjadi sebuah smart city di Jawa Timur.
0 komentar:
Posting Komentar